BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di beberapa RS kasus-kasus miokarditis akut sering
dijumpai, terutama pada kasus-kasus tifoid toksik, difteri, postinfeksi
Streptococcus hemolyticus (demam rematik), demam berdarah dengue (DBD) berat,
penyakit kolagen antara lain sistemik lupus eritematosus (SLE), bahkan penyakit
beri-beri yang berat (Shosin) dan lain-lain sebagainya. Walaupun selama ini
banyak kecurigaan adanya miokarditis akut sebagai komplikasi penyakit-penyakit
tersebut, diagnosis hanya bergantung pada tanda-tanda klinis atau EKG yang
tidak selalu khas.
Miokarditis dianggap ada apabila jantung terlibat dalam suatu proses peradangan. Pada umumnya, sebagai akibat dari suatu proses infeksi miokarditis dapat juga timbul dalam keadaan hipersensitifitas seperti demam reumatik akut ataupun radiasi, zat-zat fisik, kimia, dan obat-obatan
.
Dengan banyaknya kasus miokarditis yang terjadi, penyusun
bermaksud untuk membahas tentang penyakit ini secara lebih detail dalam makalah
yang berjudul “Miokarditis” ini.
1.2 Perumusan
Masalah
Dengan
memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis
memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa
rumusan masalah. Rumusan
masalah itu adalah:
1. Apa definisi
dan penyebab miokarditis ?
2. Bagaimana
gejala penyakit miokarditis ?
3. Bagaimana cara
mencegah terjadinya miokarditis ?
4. Bagaimana
penatalaksanaan miokarditis ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1.
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan
Dewasa II.
2.
Untuk mengetahui penyebab
terjadinya penyakit miokarditis .
3.
Untuk mengetahui gejala dan tanda terjadinya miokarditis.
4.
Untuk mengetahui cara pencegahan terjadinya miokarditis.
5.
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada miokarditis.
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:
1.
Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang penyakit
miokarditis.
2.
Mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala miokarditis.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan miokarditis.
4.
Mahasiswa dapat mengetahui cara penatalaksanaan
miokarditis.
5.
Makalah ini dapat dijadikan referensi untuk menambah
wawasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Myocardium lapisan medial dinding
jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang sangat khusus (Brooker,
2001).
Myocarditis adalah
peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada umumnya disebabkan oleh
penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap
obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999).
Myocarditis adalah
peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain
sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).
Miokarditis adalah
inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges, 1999).
Menurut kriteria Dallas 1987
miokarditis adalah infiltrat inflamasi miokardium dengan nekrosis atau
degenerasi miosit. Penyebab paling sering adalah virus, parasit atau kondisi
autoimun. Insidens viral saat ini meningkat kemungkinan disebabkan pemeriksaan
molekuler yang berkembang.19
Patogenesis miokarditis adalah kerusakan miokardium diikuti oleh respons inflamasi oleh pejamu. Bila respons imun pejamu berlebihan atau tidak semestinya inflamasi akan merusak jaringan jantung secara akut, menetap, menyebabkan remodelling dan akhirnya kardiomiopati dilatasi, gagal jantung, atau kematian.
Patogenesis miokarditis adalah kerusakan miokardium diikuti oleh respons inflamasi oleh pejamu. Bila respons imun pejamu berlebihan atau tidak semestinya inflamasi akan merusak jaringan jantung secara akut, menetap, menyebabkan remodelling dan akhirnya kardiomiopati dilatasi, gagal jantung, atau kematian.
Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan/inflamasi otot jantung oleh
berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi, misalnya virus seperti cocksakie virus, difteri
, campak, influenza , poliomielitis, dan berbagai macam bakteri, rikettsia,
jamur, dan parasit.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 DEFINISI
Miokarditis
akut adalah proses inflamasi di miokardium, merupakan sebutan kolektif untuk penyakit inflamasi otot jantung
dengan penyebab yang berbeda. Meskipun sejumlah besar miokarditis asimtomatik
berlalu, mereka dapat memicu untuk gangguan jantung yang mengancam jiwa irama
jantung dan kematian mendadak untuk memimpin. Apakah lapisan jantung
(endocardium) dan jantung meliputi (epicardium terpengaruh), ini disebut
Pankarditis.
3.2 ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI
1) Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial
acute dengan etiologi tidak diketahui.
2) Bacterial
myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
3) Chronic myocarditis adalah penyakit radang miokardial kronik.
4) Diphtheritic myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan
oleh toksin bakteri yang dihasilkan pada difteri : lesi primer bersifat
degeneratiff dan nekrotik dengan respons radang sekunder.
5) Fibras myocarditis adalah fibrosis fokal/difus mikardial yang
disebabkan oleh peradangan kronik.
6) Giant cell myocarditis adalah subtype miokarditis akut
terisolasi yang ditandai dengan adanya sel raksasa multinukleus dan sel-sel
radang lain, termasuk limfosit, sel plasma dan makrofag dan oleh dilatasi
ventikel, trombi mural, dan daerah nekrosis yang tersebar luas.
7) Hypersensitivity myocarditis adalah mikarditis yang
disebabkan reaksi alergi yang disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap
berbagai obat, terutama sulfonamide, penicillin, dan metildopa.
8) Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius ;
termasuk bakteri, virus, riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen
tersebut dapat merusak miokardium melalui infeksi langsung, produksi toksin,
atau perantara respons immunologis.
9) Interstitial myocarditis adalah mikarditis yang mengenai
jaringan ikat interstitial.
10) Parenchymatus myocarditis adalah miokarditis yang terutama
mengenai substansi ototnya sendiri.
11) Protozoa myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh
protozoa terutama terjadi pada penyakit Chagas dan toxoplasmosis.
12) Rheumatic myocarditis adalah gejala sisa yang umum pada
demam reumatik.
13) Rickettsial myocarditis adalah mikarditis yang berhubungan
dengan infeksi riketsia.
14) Toxic myocarditis adalah degenerasi dan necrosis fokal serabut
miokardium yang disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi
hewan/toksin serangga atau bahan/keadaan lain yang menyebabkan trauma pada
miokardium.
15) Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa
miokardium pada tuberkulosa.
16) Viral myocarditis disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh
enterovirus ; paling sering terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien
dengan tanggap immune rendah (Dorland, 2002).
3.3 PATOFISIOLOGI
Proses
infeksi terutama oleh virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa dan spinoseta
atau adanya keadaan hipersensitivitas ( demam rematik ) merupakan penyebab
terjadinya miokarditis. Jadi miokarditis dapat terjadi pada psien dengan
infeksi akut yang menerima terapi imunosupresif atau yang menderita
endokarditis infeksi. Miokarditis bisa menyebabkan dilatasi jantung, trombus
dalam dinding jantung ( mural trombi ) infiltrasi sel darah yang beredar di
sekitar pembuluh koroner dan diantara serabut otot dan degenerasi serabut otot
itu sendiri.
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga
mekanisme dasar :
1) Invasi langsung ke miokard.
2) Proses immunologis terhadap miokard.
3) Mengeluarkan toksin
yang merusak miokardium.
Proses miokarditis viral ada 2 tahap :
Proses miokarditis viral ada 2 tahap :
Fase akut berlangsung kira-kira satu minggu, dimana terjadi
invasi virus ke miokard, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk
neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya
dengan bantuan makrofag dan natural killer cell (sel NK).
Pada fase berikutnya miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang
dan system immune akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody
terhadap miokard, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase
ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan
miokard dari yang minimal sampai yang berat (FKUI, 1999).
3.4 MANIFESTASI KLINIS
Gejala
miokarditis ini dipengaruhi oleh jenis infeksi, derajat kerusakan jantung dan
kemampuan miokardium memulihkan diri. Gejalanya biasanya ringan atau bahkan
tidak sama sekali. Pasien dengan miokarditis mungkin hanya mengalami kelelahan
dan dispneu, berdebar-debar dan kadang rasa tidak nyaman di dada dan perut
atas. Dengan adanya pemeriksaan klinis mungkin memperlihatkan pembesaran
jantung, suara jantung tambahan, irama gallop dan bising sistolik. Dan biasanya
terdengar friction rub pericardial bila pasien mengalami perikarditis juga.
Denyut alternans ( denyut dimana terdapat perubahan reguler antara denyut kuat
dan lemah ) mungkin ditemukan. Demam dan takikardia sering ada dan gejala gagal
jantung kongesti bisa terjadi.
Manifestasi klinis lain yang dapat muncul antara lain :
Letih.
Napas pendek.
Detak jantung tidak teratur.
Demam.
Gejala-gejala lain karena gangguan yang mendasarinya (Griffith, 1994).
Menggigil.
Demam.
Anoreksia.
Nyeri dada.
Dispnea dan disritmia.
Tamponade ferikardial/kompresi (pada efusi perikardial) (DEPKES, 1993).
Napas pendek.
Detak jantung tidak teratur.
Demam.
Gejala-gejala lain karena gangguan yang mendasarinya (Griffith, 1994).
Menggigil.
Demam.
Anoreksia.
Nyeri dada.
Dispnea dan disritmia.
Tamponade ferikardial/kompresi (pada efusi perikardial) (DEPKES, 1993).
3.5 PENATALAKSANAAN
1)
Perawatan untuk tindakan
observasi.
2) Tirah baring/pembatasan aktivitas.
3) Antibiotik atau kemoterapeutik.
4) Pengobatan sistemik supportif ditujukan pada penyakti infeksi sistemik (FKUI, 1999).
5) Antibiotik.
6) Obat kortison.
7) Jika berkembang menjadi gagal jantung kongestif : diuretik untuk mnegurangi retensi ciaran ; digitalis untuk merangsang detak jantung ; obat antibeku untuk mencegah pembentukan bekuan (Griffith, 1994).
2) Tirah baring/pembatasan aktivitas.
3) Antibiotik atau kemoterapeutik.
4) Pengobatan sistemik supportif ditujukan pada penyakti infeksi sistemik (FKUI, 1999).
5) Antibiotik.
6) Obat kortison.
7) Jika berkembang menjadi gagal jantung kongestif : diuretik untuk mnegurangi retensi ciaran ; digitalis untuk merangsang detak jantung ; obat antibeku untuk mencegah pembentukan bekuan (Griffith, 1994).
Pasien
diberi pengobatan khusus terhadap penyebab yang mendasarinya, bila
diketahui ( misalnya penisillin untuk streptokokkus hemolitikus ) dan
dibaringkan di tempat tidur untuk mengurangi beban jantung. Berbaring juga membantu
mengurangi kerusakan miokardial residual dan komplikasi miokarditis.pengobatan
pada dasarnya sama dengan yang digunakan untuk gagal jantung kongestif.
Fungsi
jantung dan suhu tubuh selalu di evaluasi untuk menentukan apakah penyakit
sudah menghilang dan apakah sudah terjadi gagal jantung kongestik. Bila terjadi
disritmia pasien harus dirawat di unit yang mempunyai sarana pemantauan jantung
berkesinambungan sehingga personel dan peralatan selalu tersedia bila terjadi
disritmia yang mengancam jiwa.
Bila
telah terjadi gagal jantung kongestif, harus diberi obat untuk memperlambat
frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan kontraktilitas.stoking elastik dan
latihan aktif dan pasif harus dilakukan karena embolisasi dari trombus vena dan
mural trombi dapat terjadi.
Pasien dengan
miokarditis sangat sensitif terhadap digitalis, maka pasien harus dipantau
dengan ketat akan adanya toksisisitas digitalis (dibuktikan dengan adanya
disritmia, anoreksia, nausea, muntah, bradikardia, sakit kepala dan malaise).
3.6 PENCEGAHAN
Pencegahan
dapat dilakukan dengan imunisasi yang tepat dan penanganan awal nampaknya
sangat penting dalam menurunkan insidensi miokarditis. Setelah mengalami suatu
episode miokarditis biasanya masih tersisa pembesaran jantung. Aktifitas fisik
harus ditingkatkan dengan perlahan-lahan dan bertahap , pasien di instruksikan
untuk melaporkan gejala yang dirasakan saat aktifitas meningkat seprti jantung
berdenyut cepat sekali, olahraga yang kompetitif dan alkohol sama sekali harus
dihindari.
3.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
3.7 PENGKAJIAN
1. Aktifitas /
Istirahat
Gejala : kelelahan dan kelemahan
Tanda : Takikardi, penurunan TD, Dispnea dengan aktifitas
2. Sirkulasi
Gejala
: Riwayat demam rematik, penyakit jantung kongenital, Infark miokard, bedah
jantung (CABG / penggantian katup / by pass kardiopulmonal lama), palpitasi,
jatuh pingsan
Tanda
: Takikardia, disritmia , perpindahan TIM (Titik influks Maksimal) kiri dan
inferior (pembesaran jantung)
Friction Rub perikardial biasanya intermitten (terdengar di batas sternal kiri)
murmur aortik, mitral ,stenosis / insufisiensi trikuspid, perubahan dalam
murmur yang mendahului, disfungsi otot papilar, irama gallop (S3 dan S4), bunyi
jantung normal pada awal perikarditis akut , edema, DVJ (GJK) petekie
(konjungtiva, membran mukosa) hemoragi splinter (punggung kuku) nodus osler
(jari/ ibu jari) lesi janiwae
(telapak tangan/ telapak kaki)
3. Eliminasi
Gejala
: Riwayat penyakit ginjal / gagal ginjal. Penurunan frekuensi/ jumlah urine.
Tanda : urine pekat
dan gelap
4. Nyeri /
ketidaknyamanan
Gejala
: nyeri pada dada anterior ( sedang sampai berat/ tajam ) diperberat oleh
inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring, hilang dengan duduk bersandar ke
depan ( perikarditis )tidak hilang dengan nitrogliserin. Nyeri dada /punggung/
sendi ( endokarditis )
Tanda : perilaku distraksi misal gelisah
5. Pernafasan
Gejala
: Nafas pendek ; nafas pendek kronis memburuk pada malam hari ( miokarditis )
Tanda
: Dispneu nokturnal, batuk, inspirasi mengi, takipnea, krekels dan ronki,
pernafasan dangkal
6. Keamanan
Gejala
: Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur ( miokarditis ) penurunan sistem imun,
misal program terapi imunosupresi
Tanda : Demam
7.
Penyuluhan / pembelajaran
Gejala
: terapi IV jangka panjang atau penggunaan kateter indwelling atau
penyalahgunaan obat parenteral.
Pertimbangan rencana pemulangan : DRG menunjukkan rerata 5,5 hari.
3.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
INTERVENSI
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien
yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan
(Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis
(Doenges, 1999) adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung.
3. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung.
3. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan (Boedihartono, 1994:20)
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995:40).
Intervensi dan implementasi keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999).
Intervensi dan implementasi keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999).
1.
2.
1.
1.
2.
3.
4.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Miokarditis adalah peradangan atau inflamasi pada
miokardium.Peradangan ini dapat disebabkan oleh penyakit reumatik akut dan
infeksi virus seperti cocksakie virus, difteri , campak, influenza ,
poliomielitis, dan berbagai macam bakteri, rikettsia, jamur, dan parasit.
Selain itu, gejala
miokarditis dipengaruhi oleh jenis infeksi, derajat kerusakan jantung dan
kemampuan miokardium memulihkan diri. Gejala ini biasanya ringan atau bahkan
tidak sama sekali.
Akan tetapi, hal ini dapat dicegah
dengan imunisasi yang tepat dan penanganan awal nampaknya sangat penting dalam
menurunkan insidensi miokarditis.
4.2.Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang miokarditis, sehingga dapat lebih mengenali dengan
gejala-gejala yang ditimbulkan, baik gejala yang dapat dirasakan maupun tidak,
serta dapat mencegah terjadinya peradangan ini dengan melakukan pemeriksaan
yang teratur, dapat juga mencegah dengan cara imunisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar