BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Penyakit yang paling sering di
Amerika Serikat adalah Arteriosklerosis koroner. Kondisi patologis arteri
koroner ini ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan
jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan
strukutur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung. Penyakit
Arteriosklerosis mungkin disebabkan akibat kelainan metabolisme lipid,
koagulasi darah, dan keadaan biofisika serta biokimia dinding arteri.
Meskipun terdapat perbedaan pendapat diantara beberapa ahli mengenai bagaimana Arteriosklerosis bermula, namun telah ditinjau bahwa Arteriosklerosis merupakan penyakit progresif, dapat dikurangi dan pada beberapa kasus dapat dihilangkan.
1.2
Rumusan
Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien
arteriosklerosis?
1.3
Tujuan
Ø Tujuan
umum:
Untuk memberikan asuhan keperawatan pada
pasien arteriosklerosis.
Ø Tujuan
khusus:
1) Untuk
mengetahui definisi dari arteriosklerosis
2) Untuk
mengetahui etiologi dari arteriosklerosis
3) Untuk
mengetahui manifestasi klinis
4) Untuk
mengetahui patofisiologi
5) Untuk
mengetahui penatalaksanaan medis
1.4
Manfaat
1.4.1
Manfaat Teoritis
Dapat
menambah pengetahuan pembaca tentang bagaimana melakukan perawatan pada pasien
arteriosklerosis.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dapat
memberikan gambaran tentang bagaimana melakukan perawatan pada
pasienarteriosklerosis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi
Arteri merupakan pembuluh darah yang
keluar dari jantung yang membawa darah ke seluruh bagian dan alat tubuh.
Pembuluh darah arteri yang paling
besar yang keluar dari ventrikel sinistra yang disebut aorta. Arteri ini
mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastis dan terdiri dari
3 lapisan yaitu :
1.
Tunika intima/interna. Lapisan yang paling lambat dalam sekali
yang berhubungan dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.
2.
Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otat
yang sifatnya elastis dan termasuk otot polos.
3.
Tunika eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali
terdiri dari jaringan ikat gember yang berguna menguatkan dinding arteri.
Arteri yang paling besar didalam
tubuh adalah aorta dan arteri pulmonalis, garis tengahnya kira-kira 1-3 cm,
arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruh tubuh yang disebut arteriola yang
akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler).
Arteri mendapat darah dari darah
yang mengalir didalamnya tetapi hanya untuk tunika intima, sedangkan untuk
lapisan lainnya mendapatkan darah dari pembuluh darah yang disebut vena
vasorum.
Disamping itu arteri dapat mengecil
dan melebar (konstriksi dan dilatasi) disebabkan oleh pengaruh saraf dari
susunan saraf otonom yang disebut vasomotor (vasodilator dan vasokonstruktor).
Arteri (kuat dan lentur) membawa
darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi.
Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung.
Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang
menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke
daerah tertentu.
2.2 Definisi
Arteriosklerosis
Arteriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit,
dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur. Penyakit yang
paling penting dan paling sering ditemukan adalah Arteriosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan
sebelah dalam dari dinding arteri.
Arteriosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung,
ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai.
Jika Arteriosklerosis
terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi
serangan jantung.
Arteri coronaria keluar mulai dari
permulaan aorta sebelah kanan dekat katup aorta. Fungsi dari sistem arteri
coronaria adalah untuk memberi darah kepada miocardium.
Terdapat 2 arteri coronaria utama,
yang kiri dan yang kanan. Arteri conaria kiri mensuplai belahan jantung kiri
yang akan terbagi 2 menjadi cabang : left anterior descending (LAD) / cabang
anterior yang menurun, dan the circumflex coronary (CCA) / arteri coronaria
yang melingkar. The right coronary arteri (RCA) / arteri coronaria kanan
mensuplai darah kepada belahan jantung kanan. Hanya terdapat sedikit sambungan
(anastomosis) diantara arteri coroneria utama, karena itu bila terjadi sumbatan
arteri coronaria atau salah satu cabangnya akan menghilangkan aliran darah
(ischemia) kepada bagian otot jantung yang mendapat suplai oleh pembuluh itu
dan berakibat angina pectoris atau infark miocardial. Yang menjadi penyumbat
bisa bekuan darah yang paling sering deposit lemak atau penumpukan lemak pada
dinding arteri (arteria coronaria).
Sistem vena dari jantung mempunyai 3
bagian : vena thebesian menyalurkan darah dari bagian kanan miocardium atrium
dan ventricle ; vena cardiac anterior menyalurkan bagian terbesar dari
ventrikel kanan ; dan sinus coronaria dengan cabang – cabangnya menyalur pada
ventrikel sebagian besar dari pengembalian darah vena miocardial. (Long, 1996)
2.3 Etiologi
Arteriosklerosis bermula ketika sel darah putih
yang disebut monosit, pindah
dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang
mengumpulkan bahan-bahan lemak.
Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan
terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) yang terisi dengan bahan
lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan
sel-sel jaringan ikat.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan
arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin
karena turbulensi di daerah ini
menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk
ateroma.
Arteri yang terkena Arteriosklerosis akan
kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan
menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi
rapuh dan bisa pecah. Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga
ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.Ateroma yang pecah
juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan
mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir
bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli). Resiko terjadinya
Arteriosklerosis meningkat pada:
a. Tekanan darah tinggi
b. Kadar kolesterol tinggi
c. Perokok
d. Diabetes (kencing manis)
e. Kegemukan (obesitas)
f. Malas berolah raga
g. Usia lanjut.
Pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita. Penderita
penyakit keturunan homosistinuria
memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai
banyak arteri tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang menuju ke jantung). Sebaliknya, pada
penyakit keturunan hiperkolesterolemia
familial, kadar kolesterol yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya
ateroma yang lebih banyak di dalam arteri
koroner dibandingkan arteri lainnya.
2.4 Manifestasi Klinis
Arteriosklerosis koroner menimbulkan gejala dan komplikasi
sebagai akibat penyempitan lumen arteri dan penyumbatan aliran darah ke
jantung. Sumbatan aliran darah berlangsung progresif, dan suplai darah yang
tidak adekuat (iskemia) yang dibutuhkan untuk hidup.
Kerusakan sel akibat iskemia terjadi dalam berbagai tingkat.
Manifestasi utama iskemia miokardium adalah nyeri dada yang hilang timbul,
tidak disertai kerusakan ireversibel sel – sel jantung. Iskemia yang lebih
berat, disertai dengan kerusakan sel dinamakan infark miokardium. Jantung yang
mengalami kerusakan ireversibel akan mengalami digenerasi dan kemudian diganti
dengan jaringan parut. Bila kerusakan jantung sangat luas, jantung akan
mengalami kegagalan, artinya, ia tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tubuh akan
darah dengan memberikan curah jantung yang adekuat. Manifestasi klinis lain
penyakit arteri koroner dapt berupa perubahan pola EKG (Elektokardiograf),
aneurisma ventrikel, disritmia dan kematiam mendadak.
2.5 Patofisiologi
Arteriosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak
tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak akan
mengganggu absorbsi nutrien oleh sel – sel endotel yang menyusun lapisan
dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini
menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan
mengalami nekrotik dan menjadi jaringan perut, selanjutnya lumen menjadi
semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan
berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah, hal ini
menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit
tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering Arteriosklerosis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi Arteriosklerosis
terjadi telah diajukan, tetapi tidak satupun yang terbukti secara meyakinkan.
Mekanisme yang mungkin, adalah pembentukan trombos pada permukaan plak; dan
penimbunan lipit terus menerus. Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka debris
lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler
sebelah distal plak yang pecah.
Struktur anatomi koroner membuatnya rentan terhadap
mekanisme Arteriosklerosis. Arteri tersebut berpilin dan berkelok – kelok saat
memasuki jantung, menimbulkan kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma.
2.6 Pencegahan
Tujuan utama dalam mengidintifikasi dan
mengurangi faktor risiko adalah untuk mencegah penyakit jantung kororner. Pencegahan bisa bersifat primer atau sekunder. Pencegahan primer meliputi segala
usaha yang dilakukan sebelum tinbulnya gejala proses penyakit ; sedang
pencegahan sekunder meliputi segala usaha yang dilakukan untuk mengurangi
perkembangan atau mencegah kekambuhan proses penyakit.
Ada lima faktor risiko yang dapat
dirubah seperti merokok, tekanan darah tinggi,
kolestrol darah tinggi, hiperglikemia dan bebagai pola tingkah laku yang mendapat perhatian besar dalam program promosi kesehatan.
2.7 Pengobatan
Bisa diberikan obat-obatan untuk
menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin).
Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan
untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk
meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan. Pembedahan
bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang
normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri
yang tersumbat.
Gambar 1. Angioplasti balon
Gambar 2.
Angioplasti balon
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
3.1.1 Identitas
Meliputi nama, alamat, jenis
kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, umur.
3.1.2 Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan
untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat
atau pada saat beraktivitas).
3.1.3 Pemeriksaan Fisik
·
Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin
normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia.
·
Suara jantung, suara jantung tambahan S3
atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel
kehilangan kontraktilitasnya.
·
Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau
muskulus papilaris yang tidak berfungsi.
·
Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy
atau bradi cardia).
·
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
·
Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles
mungkin juga timbul dengan gagal jantung.
·
Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
3.1.4 Row of System
1) Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau
juga normal.
2) Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan,
penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan.
3) Neorusensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes
mentation.
4) Kenyamanan
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba
yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan nitrogliserin. Lokasi nyeri
dada bagian depan substernal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan
wajah.
Karakteristik nyeri dapat di katakan
sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri
tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh,
menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG (Elektokardiograf),
tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
5) Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas,
batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada
pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis,
suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga
merah muda/ pink tinged.
3.2
Analisa Data
Analisa
Data
|
Etiologi
|
Masalah Keperawatan
|
Data Subjektif:
· Nyeri
dada
· Dispnea
· Kelelahan
· Dispnea
nokturnal paroksismal
· Napas
pendek
· Vertigo
· Kelemahan
Data Objektif:
· Foto
sinar X dada tidak normal (kongesti vascular paru)
· Enzim
jantung tidak normal
· Perubahan
status mental
· Aritmia
· Dingin,
kulit pucat
· Batuk
· Penurunan
curah jantung dengan metode termodelusi
· Penurunan
nadi perifer
· Perubahan
EKG
· Edema
· Fraksi
ejeksi <40 persen
· Peningkatan
tekanan arteri paru
· Peningkatan
denyut jantung
· Peningkatan
kecepatan napas
· Distensi
vena jugularis
· Oksigen
vena bercampur (SaO2)
· Oliguria
· Ortopnea
· Ronki
basah
· Kegelisahan
· S3
atau S4 (bunyi jantung)
· Perubahan
warna kulit
· Penggunaan
otot-otot bantu
· Hasil
pembacaan tekanan darah berbeda-beda
· Peningkatan
berat badan
· Mengi
|
Arteriosklerosis
Aliran
darah berkurang/tersumbat
Jantung
bekerja lebih keras
Kelemahan
kontraksi jantung
Disritmia
Perubahan
irama jantung
Penurun
cardiac output
|
Penurunan
Cardiac Output
|
Data
subjektif
·
Ketidaknyamanan atau dispnea
·
Melaporkan keletihan atau kelemahan
Data objektif
·
Denyut jantung atau tekanan darah tidak normal
·
Perubahan EKG selama aktifitas
|
Arteriosklerosis
Aliran darah berkurang/tersumbat
Suplai
darah
Kadar
O2
Lemah,
letih
Intoleransi Aktivitas
|
Intoleransi Aktivitas
|
Data
subjektif
·
Perubahan sensasi
·
Perubahan karaktik kulit
·
Perubahan tekanan darah pada ekstremitas
·
Tidak ada nadi arteri
·
Edema
·
Kulit pucat saat dinaikkan; tidak kembali dengan
merendahkan tungkai
·
Perubahan warna kulit
·
Perubahan suhu kulit
·
Nadi lemah atau tidak ada
|
Ekstremitas/Perifer
Sirkulasi
perifer terganggu
Denyut
nadi terganggu
Penurunan
perfusi jaringan
|
Gangguan
perfusi jaringan perifer
|
Data
subjektif
·
Mengungkapkan secara verbal atau dengan isyarat
Data objektif
·
Gerakan menghindari nyeri
·
Posisi menghindari nyeri
·
Perilaku distraksi
·
Perilaku ekspresi
·
Fokus menyempit
·
Bukti yang dapat di amati
·
Berfokus pada diri sendiri
·
Gangguan tidur
|
Ekstremitas/perifer
Suplai O2 &nutrisi terganggu
Penumpukan metabolit otot dan asam
laktat
Nyeri/kram otot
Nyeri akut/kronis
|
Nyeri
akut/kronis
|
Data
subjektif
·
Penyimpangan yang mempengaruhi akses untuk memasukan
pengasupan cairan atau absorpsi cairan
·
Usia lanjut
·
Kelebihan berat badan
·
Factor yang mempengaruhi kebutuhan cairan
·
Defisit pengetahuan
·
pengobatan
|
Penyumbatan aliran darah ke
jantung
Suplai
aliran darah ke jantung tidak adekuat
Kerusakan
irreversible
Kerja
jantung inadekuat
Mempengaruhi
suplai darah ke organ (renal)
Peningkatan
retensi cairan
Ketidakseimbangan
volume cairan
|
Ketidakseimbangan
volume cairan, resiko
|
3.3
Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan iskemia jaringan jantung.
2) Intoleransi aktivitas berhubungan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang
nekrotik dan iskemi pada miokard.
3) Resiko terjadinya penurunan cardiac
output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung,
menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark.
4) Gangguan perfusi jaringan
berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia.
5) Resiko terjadinya ketidakseimbangan
cairan excess berhubungan dengan penurunan perfusi organ (renal), peningkatan
retensi natrium, penurunan plasma protein.
3.4
Rencana Asuhan Keperawatan
1.
Dx Keperawatan:
Resiko
terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate,
irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial
infark.
Ø
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan adanya penurunan rasa nyeri
dada, menunjukan adanya penuruna tekanan dan cara berelaksasi.
Ø Intervensi:
1)
Catat/pantau TTV, HR,TD,RR, terutama adanya
hipotensi, waspadai penurunan sistole/diastole.
2)
Catat/obs adanya disritmia, kualitas denyut
nadi dan observasi respon pasien.
3)
Observasi perubahan status
mental/orientasi/gerakan reflek tubuh/gelisah.
4)
Catat kualitas nadi perifer dan suhu kulit.
5)
Ukur dan catat intake-output balance cairan.
6)
Bantu aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan
pasien.
7)
Kaji ulang ECG secra berseri setiap 24 jam.
8)
Laporkan adanya hipotensi dan adanya
ketidakseimbangan cairan.
9)
Kolaborasi:
·
Berikan Oksigen sesuai indikasi.
·
Berikan IV line sesuai program.
·
Berikan obat-obatan inotropik, digitalis sesuai
program
2.
Dx Keperawatan:
Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
jantung
Ø Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di
harapkan mampu menunjukan adanya penurunan rasa nyeri dada, menunjukan adanya
penuruna tekanan dan cara berelaksasi.
Ø Intervensi:
1) Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi
nyeri.
2) Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
respirasi, kesadaran).
3) Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan
bila terjadi nyeri dada.
4) Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan
nyaman.
5) Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk
melakukan tehnik relaksasi.
6) Kolaborasi dalam:
-
Pemberian Oksigen
-
Obat-obatan (beta blocker, anti angina, analgesic)
7) Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan
pengobatan dengan narkosa.
3.
Dx Keperawatan:
Intoleransi aktivitas berhubungan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang
nekrotik dan iskemi pada miokard.
Ø Tujuan:
Setelah di lakukan tindakan perawatan klien
menunnjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah,
nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.
Ø Intervensi:
1) Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi
sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas.
2) Anjurkan pada pasien agar lebih banyak
beristirahat terlebih dahulu.
3) Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada
saat buang air besar.
4) Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap
aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.
5) Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisiki
bahwa aktivitas melebihi batas.
4.
Dx Keperawatan:
Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan
excess berhubungan dengan penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi
natrium, penurunan plasma protein.
Ø Tujuan:
Tidak
terjadi kelebihan cairan di dalam tubuh klien selama dalam perawatan.
Ø Intervensi:
1) Auskultasi suar nafas (kaji adanya crackless).
2) Kaji adanya jugular vein distension,
peningkatan terjadinya edema.
3) Ukur intake dan output (balance cairan).
4) Kaji berat badan setiap hari.
5) Najurkan pada pasien untuk mengkonsumsi total
cairan maksimal 2000 cc/24 jam.
6) Sajikan makan dengan diet rendah garam.
7) Kolaborasi dalam pemberian deuritika.
5.
Dx Keperawatan:
Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan
berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia.
Ø Tujuan:
Selama
dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan perfusi jaringan.
Ø Intervensi:
1) Kaji adanya perubahan kesadaran.
2) Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang
dingin dan penurunan kualitas nadi perifer.
3) Kaji adanya tanda Hopmans (pain in calf on
dorsoflextion), erythema, edema.
4) Kaji respirasi (irama, kedalam dan usaha
pernafasan).
5) Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus,
abdominal distensi, constipasi).
6) Monitor intake dan out put.
7) Kolaborasi dalam: Pemeriksaan AGD (Analisa
Gas Darah), BUN (Blad Urea Nitrogen), Serum ceratinin dan elektrolit.
3.5 Pathway
Faktor Resiko: Perokok, Hipertensi, DM, Obesitas,
Usia
Sel darah putih (monosit) pindah dari aliran darah
ke dinding arteri
Diubah
menjadi sel yang mengumpulkan bahan lemak
Terbentuk
bercak penebalan di lapisan dalam arteri (plak/ateroma)
Ateroma terus tumbuh
Arteri
akan menyempit
Penyumbatan aliran darah
ke jantung
Arteriosklerosis
Suplai aliran darah ke jantung
Aliran
darah berkurang/ Jantung bekerja Ekstremitas/perifer tidak adekuat
tersumbat lebih keras
Suplai
O2 & nutrisi Sirkulasi perifer Kerusakan Kerusakan
Suplai darah Kelemahan kontraksi jantung terganggu terganggu reversible irreversible
Kadar O2 Disritmia penumpukan metabolit otot Denyut nadi terganggu Kerja jantung
dan asam laktat inadekuat
Gangguan Perfusi
Jaringan
|
Intoleransi
Aktivitas
|
Jantung
suplai
darah ke organ
Penurunan Cardiac
Output
|
Nyeri akut/kronis
|
Peningkatan
Ketidakseimbangan volume
cairan
|
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Arteriosklerosis bermula ketika sel darah putih
yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri
dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak.
Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan
terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Resiko terjadinya Arteriosklerosis meningkat
pada:
a.
Tekanan
darah tinggi
b.
Kadar
kolesterol tinggi
c.
Perokok
d.
Diabetes (kencing manis)
e.
Kegemukan
(obesitas)
f.
Malas
berolah raga
g. Usia lanjut.
4.2 Saran
Adapun saran
yang akan penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
·
Penerapan
asuhan keperawatan hendaknya secara menyeluruh dan konverhensif yang meliputi
bio, psiko,sosial,dan spiritual sehingga tujuan tercapai dengan baik.
·
Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman demi kesempurnaan
makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan
Suddanrth.
(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 8) Vol.
2.
EGC : Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keprawatan Edisi 2. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Long, Barbara
C. (1996). Perawatan Medical Bedah. Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran : Bandung.
Price, Sylvia A., Lorrainem Wilson. (2001). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi
6. EGC : Jakarta.
Syaifuddin. (1997). Anatomi Fisioligi Untuk Siswa Perawat. EGC : Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar