BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingginya angka kematian akibat berbagai macam penyakit yang berdampak pada
derjat kesehatan. Berbagai macam penyakit yang di sebabkan oleh berbagai faktor
seperti faktor cuaca yang merupakan salah satu faktor internal penyebab suatu
penyakit, namun ada juga penyakit yang tidak di ketahui penyebabnya ( idiopatik
) seperti penyakit raynaud yang menyerang pembuluh darah pada ektremitas yang
terdiri dari tangan, kaki, hidung dan telinga.
Bagaimana
penyakit dan asuhan keperawatan pasien dengan penyakit raynaud.
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan umum
Untuk
mengetahui tentang penyakit raynaud dan asuhan keperawatan secara teoritis.
1.3.2
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Definisi raynaud
b. Untuk mengetahui Etiologi raynaud.
c. Untuk mengetahui Patofisiologi
raynaud
d. Untuk mengetahui Tanda dan gejala raynaud
e. Untuk mengetahui Pengobatan raynaud
f. Untuk mengetahui Terapi
raynaud
g. Untuk mengetahui Diagnosa raynaud
1.4
Manfaat
Penulisan
1.4.1
Bagi mahasiswa, makalah ini dapat
dijadikan sebagai sarana untuk mendalami konsep penyakit raynaud dan asuhan
keperawatannya
1.4.2
Bagi pembaca, pembaca dapat mengerti
tentang konsep penyakit raynaud yang sesuai dengan standart kesehatan demi
meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakatdan dapat dijadikan sebagai
referensi untuk penelitian yang lebih lanjut.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Definisi
Penyakit raynaud merupakan suatu keadaan yang
menyerang pembuluh darah pada ektremitas yang terdiri dari tangan, kaki, hidung
dan telinga ketika dingin dan stress. Ini dinamakan oleh Maurice Raynaud (1834
- 1881), seorang terapis dari Perancis yang menyatakan pertama kali pada tahun
1862. Raynauds
Disease merupakan salah satu penyakit yang menyerang pembuluh darah arteri,
dimana penyebabnya merupakan non-aterosklerotik. Non-aterosklerotik merupakan
salah satu penyebab penyakit arteri dimana penyakit hanya menyerang susunan
pembuluh darah arteria pada lapisan media arteria dan arteri perifer.
Ada beberapa macam penyakit arterial
yang disebabkan oleh Non-sterosklerotik tersebut antara lain salah satunya
adalah gangguan vasospastik pada pembuluh darah arteri dimana keluhan tersebut
dinamakan Raynaud’s Disease. Raynaud’s Disease terbagi menjadi dua
antara lain Primary dan Secondary Raynaud’s. Raynaud’s Disease banyak menyerang pada wanita
muda dan wanita dewasa diiklim dingin. Faktor penyebab
dari Raynaud’s Disease ini idiopathic atau belum diketahui, tapi penyakit ini
terjadi saat terdapat factor pencetus antara lain suhu dingin dan stress.
2.2 Etiologi
Etiologi Raynaud’s Disease tidak ada penyebab yang dikenal atau idiopatik
(tidak jelas). Baik untuk Primary Raynaud’s maupun Secondary
Raynaud’s. Raynaud’s disease ini merupakan respon berlebihan dari vasomotor
sentral dan local normal terhadap dingin atau emosi.
Kemungkinan
yang menjadi penyebabnya adalah:
·
Skleroderma
Penyakit
autoimun kronis yang bercirikan fibrosis (pengerasan), perubahan vascular dan
auto antibody. Scleroderma ini berjalan dalam keluarga, tapi gen tidak
diidentifikasi. Pengerasan atau penebalan kulit, yang mungkin
ditemukan dari beberapa penyakit yang berbeda, dapat terjadi dalam bentuk
terlokalisasi atau umum. (Dorland, 1998)
·
Artritis rematoid
Penyakit
autoimun sistemik yang menyebabkan peradangan pada sendi. Timbul akibat dari
beberapa faktor mulai dari genetic sampai pada gaya hidup (merokok), selain itu
akibat dari sel darah putih yang berpindah dari aliran darah yang berada di
sekitar sendi.
·
Aterosklerosis
Mengapuran
dinding darah pembuluh arteri. Hal tersebut disebabkan karena adanya
peradangan, seingga terjadi proses pembekuan darah berlebihan pada dinding
pembuluh darah maupun penumpukan plak di dinding pembuluh darah akibat kadar
kolesterol dan gula tinggi dalam darah.
·
Reaksi terhadap obat tertentu (misalnya metisergid,
metisergid adalah derivat ergot yang memiliki
efek stimulasi otot polos pembuluh darah oleh serotonin).
Beberapa penderita juga memiliki
sakit kepala migren, angina varian dan tekanan darah tinggi dalam
paru-parunya (hipertensi pulmoner).
Adanya hubungan dengan penyakit-penyakti tersebut memberi kesan bahwa penyebab kejangnya arteri kemungkinan adalah hal yang sama yang menyebabkan terjadinya penyakit tersebut. Apapun yang merangsang sistem saraf simpatis (misalnya emosi atau cuaca dingin), bisa menyebabkan kejang arteri.
Adanya hubungan dengan penyakit-penyakti tersebut memberi kesan bahwa penyebab kejangnya arteri kemungkinan adalah hal yang sama yang menyebabkan terjadinya penyakit tersebut. Apapun yang merangsang sistem saraf simpatis (misalnya emosi atau cuaca dingin), bisa menyebabkan kejang arteri.
2.3 Patofisiologi
Penyakit raynaud sering
terjadi pada kebanyakan wanita muda, berumur
kurang dari 30 tahun yang hidup diudara dingin. Penyakit raynaud juga ditandai oleh perubahan fisik dari warna kulit
yang dicetuskan oleh ransangan dingin atau emosi. Ketika tangan
atau kaki terangsang dingin atau terjadi Fase Pucat yang disebabkan
vasokonstriksi. Vasokonstriksi ini terjadi karena spasme pada pembuluh darah.
Akibat dari spasme pembuluh darah maka kaki atau tangan tidak dapat menerima
aliran darah yang cukup dan bahkan tidak cukup untuk menjaga nutrisi yang
cukup.
Pada kasus yang parah, maka pembuluh darah itu terus menerus menyempit
selama bertahun-tahun, sehingga nutrisi sangat tidak tercukupi atau berkurang
yang kemungkinan besar akan menyebabkan iskemik pada jaringan dan jari-jari
tangan atau kaki dapat menyebabkan ganggren. Tapi pada kasus yang lebih jinak,
hanya terjadi sumbatan sementara pada pembuluh darah pada sebagian jaringan.
Pembuluh-pembuluh darah juga tidak dapat mengalir mengalir ke tangan atau kaki,
begitupun nutrisinya juga sangat tidak mencukupi. Disini juga akan terjadi
iskemik pada jaringan, tetapi iskmik tersebut hanya berlangsung beberapa menit
dan akan terjadi Hyperemia Re-aktif. Setelah Hyperemia Re-aktif akan terjadi
Fase Sianotik.
Dimana fase ini terjadi mobilitas bahan-bahan metabolic abnormal yang mampu
memperberat atau menambah rasa sakit, dimana rasa sakit tadi semakin lama akan
terus bertambah sakit. Setelah Fase Sianotik terjadi Fase Rubor. Fase ini
terjadi akibat dilatasi pembuluh darah pada tangan atau kaki dan mungkin juga
diakibatkan Hyperemia Re-aktif yang mampu menimbulkan warna merah yang sangat
pada tangan atau kaki. Kadang-kadang juga mampu menimbulkan perasaan baal atau
kesukaran dalam pergerakan motorik halus dan suatu sensasi dingin.
2.4 Manifestasi klinis
Gambaran klinis
penyakit Raynaud yaitu sebagai berikut:
a. Pucat
yang timbul akibat vasokonstriksi mendadak.
b. Kulit
kemudian menjadi kebiruan (sianosis) akibat darah yang memasuki kapiler sangat
sedikit.
c. Kemudian
terjadi vasodilatasi yang menimbulkan warna merah. Jadi urutan khas perubahan
warna fenomena Raynaud adalah putih, biru, dan merah.
d. Rasa
baal dan kesemutan serta nyeri seperti terbakar terjadi saat terjadi perubahan
warna. Biasanya melibatkan bagian tubuh secara bilateral dan simetris.
Istilah Fenomena Raynaud digunakan untuk
episode interminten vasokonstriksi arteri kecil kaki dan tangan setempat, yang
mengakibatkan perubahan warna dan suhu. Biasanya unilateral dan hanya mengenai
satu atau dua jari. Selalu berhubungan dengan penyakit sistemik yang
mendasarinya. Dapat terjadi pada sklerodema, lupus eritematosus sistemik,
artitis rheumatoid, penyakit arteri abtruksi, atau trauma.
Tanda dan gejala pada penyakit raynaud yang akut antara lain hanya terjadi kesukaran dalam pergerakan halus (perasaan baal) dan
kadang kesukaran dalam suatu sensasi dingin. Pada penyakit raynaud yang kronis terdapat tanda-tanda antara lain Cyanosis,
tapering (jari meruncing), serta gangren pada ujung-ujung jari dengan jari-jari
lebih mengkilap dan flattened pulps. Kejang pada
arteri kecil di jari tangan dan jari kaki terjadi dengan cepat dan paling
sering dipicu oleh dingin. Hal ini bisa berlangsung selama beberapa menit atau
beberapa jam. Jari tangan dan jari kaki menjadi putih, biasanya
berbintik-bintik. Hanya satu jari tangan atau jari kaki, atau bagian dari satu
atau beberapa jari tangan/kaki terlihat berubah menjadi bercak putih dan merah.
Pada akhir serangan, daerah yang terkena tampak berwarna lebih pink dari
biasanya atau kebiruan. Jari tangan dan jari kaki bisa mengalami mati rasa,
kesemutan, rasa tertusuk jarum atau rasa terbakar. Menghangatkan tangan atau
kaki akan mengembalikan warna dan sensasi yang normal. Tetapi pada fenomena
Raynaud yang berlangsung lama (terutama jika disertai dengan skleroderma),
perubahan kulit jari tangan/kaki bersifat menetap; kulit tampak licin, mengkilat
dan kencang. Di ujung jari tangan/kaki bisa timbul luka terbuka yang terasa
nyeri.
2.5 Penatalaksanaan
Penderita dapat mengendalikan penyakit raynaud yang ringan dengan
melindungi tubuh, lengan dan tungkainya terhadap dingin dan dengan meminum obat
tidur yang ringan. Penderita harus berhenti merokok karena nikotin menyebabkan
pembekuan pembuluh darah. Jika terjadi cacat dan tidak dapat diatasi dengan
pengobatan lainnya, dilakukan pemotongan saraf simpatis untuk mengurangi
gejala, tetapi berkurangnya gejala hanya berlangsung selama 1-2 tahun.
Penyakit Raynaud biasanya diobati dengan prazosin atau nifedipine. Bisa juga
diberikan phenoxybenzamine, metildopa atau pentoxifylline.Tidak ada
pengobatan atau pembedahan yang efektif untuk kelainan ini. Penderita harus
berhenti merokok untuk mengurangi gejala-gejala yang dikeluhkan. Obat-obat
vasodilator yang melebarkan diameter pembuluh darah dapat diberikan pada
penderita, tetapi tidak efektif. Hindarilah daerah tubuh yang terkena terhadap
paparan panas dan dingin. cedera karena panas, dingin atau bahan (seperti
iodine atau asam) yang digunakan untuk mengobati kutil dan kapalan, cedera
karena sepatu yang longgar/sempit atau pembedahan minor , infeksi jamur, obat-obat yang dapat
mempersempit pembuluh darah. Hindarilah daerah yang dipengaruhi penyakit ini
terhadap trauma dan jika terjadi infeksi harus segera diobati. Untuk beberapa penderita, teknik relaksasi
(misalnya biofeedback), bisa mengurangi kejang.
Pembedahan ini (simpatektomi), biasanya lebih efektif dilakukan pada
penderita penyakit Raynaud., bukan pada fenomena Raynaud. Fenomena Raynaud
diobati dengan mengobati penyakit penyebabnya. Bisa diberikan phenoxybenzamine.
Obat-obat yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah (misalnya beta blocker, clonidine dan
preparat ergot) bisa memperburuk fenomena Raynaud.
2.6 Prognosis
Penyakit raynaud bervariasi, beberapa mengalami
perbaikan lambat, memburuk dengan cepat sedangkan yang lain memperlihatkan
perubahan. Meskipun jarang dijumpai gangren atau ulserasi, namun penyakit
kronis ini menyebabkan atrofi otot dan kulit.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1.
Identitas : nama, umur (pada usia dibawah 30 tahun),
jenis kelamin (wanita lebih sering), pekerjaan, pendidikan, agama,
suku/bangsa.
2.
Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat Penyakit Sekarang
Menjelaskan
riwayat penyakit yang dialami adalah kesemutan serta nyeri seperti terbakar
terjadi saat terjadi perubahan warna, kulit kemudian menjadi kebiruan
(sianosis).
b.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Menjelaskan
penyakit yang diderita sebelumnya, kemungkinan hipertensi.
c.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Menjelaskan tentang penyakit yang pernah diderita anggota keluarga
terdahulu yang berhubungan dengan penyakit raynaud.
3. Observasi dan Pemeriksaan
Fisik
a.
Keadaan Umum
Menunjukkan
tingkat kesadaran klien pada saat MRS.
b.
Tanda- Tanda Vital : meliputi, suhu, tekanan
darah(hipertensi), RR, dan nadi.
c.
ROS
a.
Pernapasan (B1 : Breathing) : nafas tidak efektif karena
penurunan suplai oksigen dalam darah.
b.
Kardiovaskuler (B2 : Bleeding) : hipertensi.
c.
Persyarafan (B3 : Brain) : kebas jari.
d.
Pencernaan – Eliminasi Alvi (B4 : Bowel) : tidak ada gangguan.
e.
Tulang-Otot-Intregumen (B6 : Bone) : kelemahan umum pada
ekstremitas khususnya bagian perifer.
d. Dasar
Data Pengakjian Pasien Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000)
SIRKULASI
Gejala
: Riwayat hipertensi (efek vasospasme).
Tanda : warna kulit jari/
bagian yang sakit (tergantung pada fase waktu observasi) tampak putih pucat,
kemudian sianotik, kemudian hiperemik (merah).
Tanda
lambat/ progresif : kulit putih atau tidak berwarna, mengkilat, halus, tegang.
Nadi : radial dan ulnar dapat normal (dini) atau
tidak ada (lanjut).
Kaku tubuh/ deformitas dapat terjadi (lanjut).
Ulserasi dan/ atau area gangren (jarang).
INTREGITAS
EGO
Gejala
: stres dan reaksi emosi kuat (pencetus).
NEUROSENSORI
Gejala
: parestesia, kebas pada jari.
Sakit kepala berulang
(vasospasme/ efek hormonal).
Tanda
: hilangnya koordinasi motorik.
NYERI/
KENYAMANAN
Gejala : nyeri berdenyut
selama fase kemerahn perubahan warna (vasodilatasi). Sensitif terhadap tekanan
bagian yang sakit.
Tanda
: hati- hati, gelisah, fokus pada diri.
PERNAPASAN
Gejala
: penggunaan tebakau
KEAMANAN
Gejala : tindakan yang
melibatkan penggunaan alat vibrasi atau memerlukan gerakan/ tekanan berulang,
contoh mekanik, petani, pengetik, pianis.
Tanda : lesi/ area gangren
pada ujung jari dari ukuran peniti sampai seluruh jari (sangat luas).
SEKSUALITAS
Gejala
: korelasi serangan dengan menstruasi/ menopause (efek hormonal).
PENYULUHAN/
PEMBELAJARAN
Gejala : anggota keluarga
lain mengalami penyakit pembuluh, contoh hipertensi, sakit kepala migrain atau
penyakit reynaud.
3.2 Analisa Data
No.
|
Analisa Data
|
Etiologi
|
Masalah
Keperawatan
|
|||||||||
1.
|
Ds.
Pasien
mengatakan secara verbal atau melaporkan dengan isyarat tentang nyerinya.
Do.
-
Perubahan nadi.
-
Menarik nafas panjang.
|
|
Nyeri
akut/ kronis
|
|||||||||
2.
|
Ds.
Pasien
mengungkapkan perasaan negatif tentang tubuh.
Do.
-
Perubahan aktual tubuh.
-
Trauma pada keadaan tubuh yang tidak berfungsi.
-
Menutupi atau terlalu memperlihatkan bagian tubuh
(dg sengaja atau tidak sengaja)
|
|
Gangguan
citra tubuh
|
|||||||||
3.
|
Ds.
Do.
-
Perubahan tekanan darah pada ekstremitas.
-
Perubahan warna kulit
-
Perubahan suhu kulit.
|
|
Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer.
|
|||||||||
4.
|
Ds.
Do.
|
|
Resiko Infeksi
|
3.3 Diagnosa Keperawatan
a.
Nyeri akut/ kronis b.d iskemia jaringan.
b.
Gangguan citra tubuh b.d trauma atau cedera.
c.
Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan d.d gangguan
aliran arteri.
d. Resiko Infeksi b.d pertahan tubuh
primer yang tidak adekuat, yaitu integritas kulit yang tidak utuh.
3.4 Rencana Keperawatan
No.
|
Diagnosa
Keperawatan
|
||
Tujuan
(NOC)
|
Intervensi (NIC)
|
||
1.
|
Gangguan citra tubuh b.d ......
|
Definisi
:
Konfusi pada gambaran mental dari fisik diri
seseorang.
· Gangguan citra
tubuh berkurang yang ditunjukkan dengan citra tubuh yang positif, penyesuaian
psikososial substansial : perubahan kehidupan, dan harga diri yang positif
Contoh lain
· mengidentifikasi kekuatan personal
· pengakuan
terhadap dampak dari situasi pada hubungan antara keberadaan personal dan
gaya hidup;
· pengakuan
terhadap perubahan aktual pada penampilan tubuh;
· menggambarkan
perubahan aktual pada fungsi tubuh;
· mengungkapkan
keinginan untuk menggunakan sumber yang disarankan setelah keluar dari rumah
sakit;
· memelihara
hubungan sosial yang dekat dan hubungan personal.
|
Intervensi
prioritas NIC
Pencapaian
Citra Tubuh : peningkatan kesadaran pasien dan
ketidaksadaran persepsi dan tingkah laku terhadap tubuh pasien.
Aktivitas
Keperawatan
Pengkajian
1.
kaji dan dokumentasikan respons verbal dan
nonverbal pasien tentang tubuh pasien.
Aktivitas Kolaboratif
1.
Rujuk kepada layanan sosial untuk merencanakan
perawatan dengan pasien/keluarga.
2.
Tawarkan untuk melakukan panggilan pada
sumber-sumber komunitas yang tersedia untuk pasien/keluarga.
Aktivitas
Lain
1.
dengarkan pasien/keluarga secara aktif dan akui
realitas adanya perhatian terhadap perawatan, kemajuan dan prognosis.
2.
beri dorongan kepada pasien/keluarga untuk
mengungkapkan perasaan dan untuk berduka.
3.
bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
mekanisme koping dan kekuatan personal dan pengakuan keterbatasan.
4.
berikan perawatan dengan cara tidak menghakimi,
pelihara privasi dan martabat pasien.
5.
beri dorongan kepada pasien untuk :
pertahankan kebiasaan berpakaian
sehari-hari yang rutin dilakukan;
mengungkapkan perhatian tentang
hubungan personal yang dekat;
mengungkapkan konsekuensi perubahan
fisik dan emosional yang dapat memengaruhi konsep diri.
Pencapaian
citra Tubuh (NIC) :
1.
fasilitas kontak dengan individu sebagai suatu
mekanisme untuk mengevaluasi persepsi citra tubuh klien;
2.
gunakan lukisan gambaran diri sebagai mekanisme
untuk mengevaluasi persepsi citra tubuh klien;
3.
instruksikan klien tentang fungsi dari bermacam
bagian tubuh, sesuai dengan kebutuhan.
|
2.
|
Nyeri b.d ......
|
Definisi
:
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenagkan
meningkat, akibat adanya kerusakan jaringan aktual, potensial atau
digambarkan dalam istilah seperti kerusakan (International Association for the study of pain).
Hasil
Yang Disarankan NOC
Tingkat
kenyamanan : Perasaan senang secara fisik dan
psikologis.
Perilaku
Mengendalikan Nyeri : tindakan seseorang untuk
mengendalikan nyeri
Nyeri
: Efek Merusak : efek merusak dari nyeri terhadap emosi
dan perilaku dan yang diamati atau dilaporkan
Tingkat
Nyeri : jumlah nyeri yang dilaporkan atau ditunjukkan.
1.
menunjukkan
nyeri : efek merusak, dibuktikan dengan indikator berikut (sebutkan
nilainya 1-5 : ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada).
· penurunan
penampilan peran atau hubungan interpersonal;
· gangguan
kerja, kepuasan hidup atau kemampuan untuk mengendalikan;
· penurunan
konsentrasi;
· tidur
terganggu;
· penurunan
nafsu makan atau kesulitan makan.
2.
Menunjukkan
Tingkat Nyeri, dibuktikan
dengan indikator berikut ini (sebutkan nilainya 1-5: ekstrem, berat, sedang,
ringan atau tidak ada).
· tidak
mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah.
· tidak ada
posisi tubuh melindungi.
· tidak ada
kegelisahan atau ketegangan otot.
· tidak ada
kehilangan nafsu makan.
· frekuensi
nyeri dan lamannya episode nyeri dilaporkan menengah atau ringan.
Contoh
lain
· menyatakan
secara verbal pengetahuan tentang cara alternatif untuk mengurangi nyeri;
· tingkat nyeri
pasien dipertahankan pada__atau kurang (pada skala 0-10);
· melaporkan
kesejahteraan fisik dan psikologis;
· mengenali
faktor-faktor yang meningkatkan dan melakukan tindakan pencegahan nyeri;
· menggunakan
alat pengurang nyeri analgesik dan nonanalgesik secara tepat.
|
Intervensi
Prioritas NIC
Pemberian
Analgesik : penggunaan agens-agens farmakologi
untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
Penatalaksanaan
Nyeri : meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada
tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.
Bantuan
analgesia yang dikendalika oleh pasien (patient-controlled
analgesia[PCA]) : memudahkan pengendalian pasien
dalam pemberian dan pengaturan analgesik.
Aktivitas
Keperawatan
·
kaji dan dokumentasikan efek-efek penggunaan
pengobatan jangka panjang.
·
penatalaksanaan
nyeri (NIC) :
pantau kepuasan pasien dengan
penatalaksanaan nyeri pada interval yang spesifik;
tentukan dampak pengalaman nyeri pada
kualitas hidup (misalnya, tidur, nafsu makan, aktivitas, kognisi, mood, hubungan, kinerja, dan
tanggungjawab peran).
Pendidikan
Untuk Pasien dan Keluarga
·
bicarakan pada pasien bahwa pengurangan nyeri
secara total tidak akan dapat dicapai.
Aktivitas
Kolaboratif
·
adakah pertemuan perencanaan asuhan perawatan
pasien secara multidisiplin.
·
Penatalaksanaan
Nyeri (NIC) :
Pertimbangkan rujukan untuk pasien,
keluarga, dan orang yangpenting bagi pasien pada kelompok pendukung atau
sumber-sumber lain, bila memungkinkan.
Aktivitas
Lain
·
tawarkan tindakan pengurangan nyeri untuk membantu
pengobatan nyeri (misalnya, umpan balik biologis, teknik relaksasi, dan
masase punggung).
·
bantu pasien dalam mengidentifikasi tingkat nyeri
yang beralasan dan dapat diterima.
·
Penatalaksanaan Nyeri (NIC) :
Tingkatkan istirahat/tidur yang
adekuat untuk memfasilitasi pengurangan nyeri;
Berikan pengobatan sebelum aktivitas
untuk meningkatkan partisipasi, tetapi evaluasi bahaya sedasi.
|
3.
|
Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d.......
|
Definisi
:
Suatu penurunan oksigen yang mengakibatkan
kegagalan untuk memelihara jaringan pada tingkat kapiler.
Hasil
Yang Disarankan NOC :
Keseimbangan
cairan : keseimbangan air dalam ruang
interselular dan ekstra selular tubuh.
Fungsi
Otot : keadekuatan kontraksi otot untuk pergerakan.
Integritas
Jaringan : Kulit Dam Membran Mukosa : keutuhan struktur dan
fungsi normal fisiologis kulit dan membran mukosa.
Perfusi
jaringan perifer : tingkat pengaliran darah melalui
pembuluh kecil ekstremitas dan memelihara fungsi jaringan.
· menunjukkan Keseimbangan Cairan, ditandai dengan
indikator sebagai berikut (sebutkan nilainya 1-5 : ekstrem, berat, sedang,
ringan, atau tidak terganggu).
Tekanan
darah dalam rentang yang diharapkan
Nadi
perifer teraba
Edema
perifer tidak ada
Hidrasi
kulit
· menunjukkan Integritas Jaringan : Kulit dan Membran
Mukosa, ditandai dengan indikator sebagai berikut (sebutkan nilainya 1-5
: ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak terganggu).
Denyut
proksimal dan perifer distal kuat dan simetris
Tingkat
sensasi normal
Fungsi
otot utuh
Kulit
utuh, warna normal
Suhu
ekstremitas hangat
Tidak
ada nyeri ekstremis yang terlokalisasi
Contoh Lain
· dapat
menggambarkan rencana untuk perawatan di rumah
|
Intervensi
Prioritas NIC
Perawatan
Sirkulasi : peningkatan sirkulasi arteri dan vena
Pemantauan
Tekanan Intrakranial (TIK) : pengukuran dan
interpretasi data pasien untuk mengatur tekanan intrakranial
CATATAN
: diagnosis keperawatan ini langsung
memperhatikan hanya pada perfusi jaringan perifer.
Pemantauan
Neurologis : pengumpulan dan analisis data pasien
untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi neurologi.
Penatalaksanaan
Sensasi Perifer : pencegahan, minimalkan cedera, atau
rasa tidak nyaman pada pasien dengan perubahan sensasi.
Aktivitas
Keperawatan
Pengkajian
·
Perawatan
Sirkulasi (NIC) :
Melakukan sirkulasi perifer secara
komprehensif (misalnya, periksa nadi perifer, edema, pengisian kapiler,
warna, dan suhu ekstremitas);
Kaji tingkat rasa tidak nyaman atau
nyeri;
Pantau status cairan, meliputi asupan,
dan haluaran.
·
Penatalaksanaan
Sensasi Perifer (NIC) :
pantau perbedaan ketajaman/tumpul dan
panas/dingin [perifer];
pantau parestesia : kebas, kesemutan,
hiperestia, dan hipoestia;
pantau tromboflebitis dan trombosis
vena profunda;
pantau ketepatan alat-alat brace, prostetis, sepatu, dan baju;
pantau posisi bagian tubuh saat mandi,
duduk, berbaring atau mengubah posisi;
periksa kulit setiap haridari adanya
perubahan intreitas kulit.
Pendidikan
untuk pasien/keluarga
·
menghindari suhu yang ekstrem pada ekstremitas;
·
pentingnya mematuhi diet dan program pengobatan;
·
melaporkan tanda dan gejala yang mungkin
membutuhkan pemberitahuan dari dokter.
·
perawatan
sirkulasi (NIC) :
berikan perawatan kaki yang tepat;
pentingnya pencegahan stasis vena
(misalnya, tidak menyilangkan kaki, meninggikan kaki tanpa menekuk lutut, dan
latihan).
Aktivitas
kolaboratif
·
memberikan pengobatan nyeri. melaporkan kepada
dokter jika nyeri tidak dapat dihilangkan.
·
perawatan
sirkulasi (NIC) :
memberikan pengobatan antitrombosit atau antikoagulan, jika diperlukan.
Aktivitas
Lain
·
hindari trauma kimia, mekanik atau panas yang
melibatkan, ekstremitas.
·
mengurangi merokok dan menggunakan stimulus.
·
Perwatan
Sirkulasi (NIC) :
Rendahkan ekstremitas untuk
meningkatkan sirkulasi arteri dengan tepat;
Gunakan stoking antiemboli (misalnya,
stoking elastik atau pneumatik), jika diperlukan;
Tinggikan anggota badan yang terkena
20 derajat atau lebih tinggi dari jantung untuk meningkatkan aliran darah
balik vena, jika diperlukan;
Anjurkan latihan rentang gerak aktif
atau pasif selama tirah baring, jika diperlukan;
·
penatalaksanaan
sensasi perifer (NIC) :
hindari atau dengan seksama pantau
penggunaan alat yang panas atau dingin, seperti bantalan panas, botol berisi
air panas, dan kantung es;
Menempatkan ayunan di atas bagian
tubuh yang terkena, untuk menjaga kain tempat tidur dari area yang terkena;
Diskusikan dan identifikasi penyebab
dari sensasi tidak normal atau perubahan sensasi.
|
4.
|
Resiko infeksi b.d ....
|
Definisi : suatu kondisi
individu yang mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik.
tujuan :
-
Faktor resiko infeksi
akan hilang dengan dibuktikan oleh keadekuatan status imun pasien.
-
Pasien menunjukkan
pengendalian resiko dibuktikan oleh indikator berikut :
1.
Mendapatkan imunisasi
yang tepat
2.
Memantau faktor
resiko lingkungan dan perilaku seseorang
3.
Menghindari pajanan
terhadap ancaman kesehatan
4.
Mengubah gaya hidup
untuk mengurangi resiko.
kriteria Hasil :
-
Status imun : keadekuatan
alami yang didapat dan secara tepat ditujukan untuk menahan antigen-antigen
internal mauoun eksternal.
-
Pengetahuan : pengendalian infeksi: tingkat pemahaman mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi.
-
Pengendalian resiko: tindakan
untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman kesehatan aktual, pribadi, serta
dapat dimodifikasi.
Deteksi resiko : tindakan
yang dilakukan untuk mengidentifikasi ancaman kesehatan seseorang.
|
Intervensi Prioritas NIC :
pemberian imunisasi/ vaksinasi :
pemberian imunisasi untuk mencegah
penyakit menular.
pengendalian Infeksi : meminimalkan
penularan agens infeksius.
perlindungan terhadap Infeksi : mencegah dan mendeteksi dini infeksi pada pasien yang beresiko.
Intervensi :
pengkajian :
- Pantau tanda atau gejala infeksi, misalnya suhu tubuh, denyut
jantung, pembuangan, penampilan luka, sekresi,penampilan urine, suhu
kulit,lesi kulit, keletihan, dan malaise.
- Kaji fsktor ysng mrningkatkan serangan infeksi, misalnya usia
lanjut, tenggap imun rendah, dan malnutrisi.
- Pantau hasil laboratorium ( DPL, hitung granulosit absolut,
hasil-hasil yang berbeda, protein serum,dan albumin).
- Amati penampilan praktik higiene pribadi untuk perlindungan
terhadap infeksi.
pendidikan untuk pasien atau keluarga
- Jelaskan kepada pasien atau keluarga mengapa sakit dan
pengobatan meningkatkan resiko dan infeksi.
- Instruksikan untuk menjaga higiene pribadi untuk melindungi tubuh
terhadap infeksi.
- Jelaskan efekdan keuntungan dari imunisasi.
- Berika pasien atau keluarga suatu metode untuk mencatat
imunisasi (misalnya, format buku catatan harian)
- Ajarkan metode aman penanganan makanan atau penyiapan atau
penyimpanan.
- Pengendalian Infeksi
NIC
1.
Ajarkan pasien teknik
mencucu tangan yang benar.
2.
Ajarkan kepada
pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan ruang pasien.
3.
Ajarkan kepada pasien
dan keluarganya tanda atau gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya ke
pusat kesehatan.
aktivitas kolaboratif
-
Rujuk pasien atau
keluarga ke layanan sosial, kelompok pendukung untuk membantu pengolahan
rumah, higiene, dan nutrisi.
-
Ikuti petunjuk
pelaporan terhadap infeksi yang dicurigai dan atau budaya yang positif.
-
Rujuk ke lembaga
layanan sosial mengenai pembiayaan imunisasi (misalnya, asuransidan klinik
depkes).
-
Pengendalian infeksi
NIC : berikan terapi antibiotik, bila diperlukan.
aktivitas lain
-
Bantu pasien atau
keluarga untuk mengidentifikasi faktor di lingkungan mereka, gaya hidup, dan
praktik kesehatan yang meningkatkan resiko infeksi.
-
Lindungi pasien
terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat yang sama untuk
setiap pasien infeksi dan memisahkan pasien infeksi dalam kamar yang berbeda.
-
Pengendalian infeksi
NIC :
1.
bersihkan lingkungan
dengan benar setelah dipergunakan pasien,
2.
pertahankan teknik
isolasi, bila diperlukan
3.
terapkan kewaspadaan
universal
batasi jumlah pengunjung,
bila diperlukan,
|
3.4
Implementasi
No.
|
Hari/ Tgl./ Jam
|
Jenis Tindakan
|
Paraf
|
1. TTV
2. Mencatat
karakteristik nyeri
3. Merendam
area yang sakit pada air hangat.
4. Memberi
ruangan hangat dan bebas aliran udara.
5. Memberikan
analgesik
6. Memantau
efek obat
7. Observasi
warna kulit bagian yang sakit.
8. TTV
9. Menanyakan
sensasi bagian yang sakit.
10. Mengakji
kulit untuk ulserasi, lesi, area gangren.
11. Memberikan
nutrisi dan vitamin.
|
3.5 Evaluasi
Subjektif : Berisi tentang bagaimana yang dirasakan
pasien setelah diberikan tindakan.
Meliputi pasien menyatakan penurunan rasa nyeri, (Marilynn E. Doenges, 2002)
Objektif : ulserasi dan lesi kembali ke warna
normal, tekanan darah normal,
Assesment : ttv normal,
Planning : menyatakan
tentang program yang akan dilakukan setelah dilakukannya implementasi, jika
implementasi berhasil maka tindakan tindakan dihentikan. Tetapi jika belum
berhasil semua atau sebagian, maka tindakan dapat dilanjutkan, dimodifikasi,
dihentikan.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Raynaud merupakan suatu keadaan yang menyerang pembuluh darah pada
ektremitas yang terdiri dari tangan, kaki, hidung dan telinga ketika dingin dan
stress. Menyerang pembuluh darah arteri, dimana penyebabnya merupakan
non-aterosklerotik. Raynaud’s Disease tidak ada
penyebab yang dikenal atau idiopatik (tidak jelas).
Raynaud’s disease ini merupakan respon berlebihan dari vasomotor sentral
dan local normal terhadap dingin atau emosi.Penyakit raynaud sering terjadi pada kebanyakan wanita muda, berumur kurang dari 30 tahun yang hidup diudara dingin. Penderita dapat mengendalikan penyakit raynaud yang ringan dengan
melindungi tubuh, lengan dan tungkainya terhadap dingin dan dengan meminum obat
tidur yang ringan. Penderita harus berhenti merokok karena nikotin menyebabkan
pembekuan pembuluh darah.
4.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca setelah membaca makalah ini
khususnya perawat dapat memahami dan mengerti serta dapat mengaplikasikan
tindakan yang harus dilakukan apabila mendapati klien raynaud di lahan.
DAFTAR PUSTAKA
Deglin, Vallerand. 2005. Pedoman Obat Untuk
Perawat, Jakarta: EGC
Doengoes, E. Mailynn. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan. Edisi ke-3. Jakarta EGC
Ganiswarna. 1995. Farmakologi dan Terapi,
Jakarta: FKUI
Internasional, Nanda. 2010. Diagnosis
Keperawatan 2009- 2011. Jakarta : EGC
Kee, Hayes. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan,
Jakarta: EGC
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. 2002.
Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.
Wilkinson M. Judith. 2006. Buku Saku
Diagnosis Keperawatan. Jakata : EGC
0 komentar:
Posting Komentar